Catatan Liburan(?) Jepang – Februari 2012 – Day 2

Di hari kedua gw di Jepang, percaya ga percaya, gw bangun pagi jam 5. Ya, jam 5 pagi. Hal ini tentu saja mengejutkan mengingat rata-rata jam bangun tidur pagi gw adalah 10.30. Adapun hal ini terjadi karena kemaren gw tidur jam 9 karena ga ada yang bisa dikerjain. Namun, klo boleh jujur, faktor utama kenapa gw bisa bangun jam segini adalah weker di kamar guesthouse yang fantastis.

Weker ini berbunyi dan bunyinya semakin lama semakin keras dan menyakiti telinga. 10 detik saja di biarkan, weker tersebut sudah mengeluarkan suara yang bikin retak kaca. Alhasil, gw pun terbangun dan mematikan weker tersebut. Namun, yang ajaibnya dari weker guesthouse ini adalah: setelah 2menit dimatikan, weker tersebut berbunyi lagi. Yap, dan hal ini berulang terus sampai kurang lebih 30menit dari waktu weker tersebut diset. Akibatnya, gw pun gagal melanjutkan tidur gw dan bangun pagi jam 5. Hingga gw pulang dari Jepang, gw pun masih ga tau gimana caranya matiin weker tersebut tanpa bunyi lagi setelah 2menit.

Eniwei, secara hari ini, jadwal gw hanyalah dormitory tour, alias tur ke asrama pekerja yang nantinya akan gw tinggali bila gw diterima, dan untuk dormitory tour ini gw harus kumpul jam 8 do lobby guesthouse, gw pun punya 3jam untuk berleha-leha (karena gw ud ga bisa tidur lagi). Adapun akhirnya waktu ini gw habiskan dengan aerobik dari tV dan berendem di bak mandi. Asoy.

Jam 7.30, gw pun turun ke bawah untuk breakfast. Jam 8, gw dkk plus saingan-saingan dari Taiwan, Vietnam dan Singapur bertemu Muranaka-san plus Harada-san di lobi untuk digiring ke asrama pekerja dengan naek kereta. Setelah kurang lebih 30 menit naek kereta plus 30 menit jalan kaki, akhirnya kita pun sampai di asrama. Di sini, kita langsung digiring ke salah satu kamar kosong buat diliat-liat.

Asrama ini ternyata kamarnya kurang lebih sama dengan kamar di guest house. Ada kamar mandi di dalem dan luasnya kurang lebih sebesar 2×2 ranjang single bed, dimana 1 ruang ranjang kepake buat kamar mandi. Kecil sih, namun melihat penataannya yang bagus, gw rasa ga bakal ada masalah dengan tinggal di kamar tersebut. Setelah puas foto2 dan lompat-lompat di atas kasur, gw dkk pun pergi meninggalkan asrama ini.

Selesai liat-liat asrama, kita pun kembali digiring pulang. Namun, karena jadwal gw dkk kosong, gw dkk harus pulang ke asrama sendiri karena Harada-san dan Muranaka-san harus mengggiring kandidat dari Singapor dan Taiwan ke markas besar dan ke pabrik untuk wawancara.  Alhasil, sesampainya di stasiun Kikuna (klo ga salah), kita para orang-orang Indonesia pun berpisah dengan Muranaka-san, Harada-san, dan kandidat dari negara lain. Akhirnya, waktu untuk bersenang-senang. Asoy!

Setelah ditinggal sendirian, kami pun segera berdiskusi untuk menentukan tujuan jalan-jalan. Sayangnya, beberapa kompatriot dari Indonesia kepingin balik ke guesthouse buat ganti baju (karena mereka pake baju formal dan merasa ga nyaman untuk jalan-jalan dengan baju tersebut). Untunglah, gw cuman pake baju gembel, jadi ga perlu balik-balik buat ganti baju. Singkat cerita, akhirnya kami memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke Shibuya, disusul Akihabara. Adapun peserta jalan-jalan ga jelas ini adalah: gw, Setyo Nugroho (partner lab gw), dan Alvi (bocah gendeng maniak cocobi dari UGM).

Dengan berbekal kesotoyan dan peta jalur kereta, kami bertiga pun nekad naek kereta sendirian ke Shibuya. Sebenernya, gw pribadi ud mengantisipasi buat ngabisin satu hari ini di kereta karena nyasar2. Namun, di luar dugaan, cukup dengan sekali nyasar saja, gw bertiga pun nyampe di Shibuya dengan selamat, kecuali Setyo yang stroke setengah badan gara-gara ngeliat cewe-cewe berrok mini di kereta.

Sesampainya di Shibuya, kita pun bingung maw ngapain. Gw sendiri sebenernya mengusulkan shibuya karena alasan pernah denger nama itu. Alhasil, di Shibuya, kami kayak anak bebek yang ditinggal mak bebek. Kami jalan-jalan muter-muter ga jelas, masuk ke toko buku, masuk ke tempat game Arcade, masuk ke mini-mart, pokoknya ga jelas dah mo ngapain, secara ga ada yang tau tempat yang bagus buat dikunjungin di Shibuya. Alhasil, setelah 2jam muter-muter dengan sia-sia, gw bertiga pun memutuskan buat balik badan dan langkah tegap maju menuju ke Stasiun Shibuya untuk pergi ke Akihabara. Untunglah dalam perjalanan ke stasiun Shibuya, gw bertiga ga sengaja ketemu patung Hachiko dan foto2 di sama buat bukti klo kamiud pernah menjajaki Shibuya.

Dari Shibuya, kami langsung cabut ke Akihabara, kota anime. Adapun Akihabara ini adalah usulan gw dan gw mengusulkan Akihabara biar gw bisa beli gundam di sini. Dan bener aj, setelah 5 menit perjalanan pake kereta, keluar stasiun, langsung ada Gundam Cafe. Sayangnya, Gundam Cafe ini bukan toko jual Gundam, tapi cafe dengan makanan khas Gundam yang gw sendiri juga ga tau apa karena gw ga makan ke sana. Tapi gw sempet masuk, dan mendaoati cafe ini juga menjual aksesoris2 bertema Gundam.

Dari sini, kami bertiga muter2 ga jelas sama kaya di Shibuya, namun masing2 ud punya tujuan masing-masing. Gw gundam, Alvi cocobi (snaknya Shin-chan), dan Setyo oleh2 untuk satu kampung.

Perjalanan ke Akihabara dibuka dengan makan ramen di warung. Setelah itu, kami pun iseng masuk ke toko Adult Entertaiment Store, toko yang merupakan surga buat laki-laki. Di sini dijual barang2 yangporno namun lucu. Salah duanya adalah bola payudara lengkap dengan puting2nya dan gantungan kunci pasangan (yang sedang doggy style). Sejujurnya, gw pengen beli bola payudara tersebut. Hal ini bisa dilihat dari iler yang gw keluarkan ketika melihat bola tersebut. Sayang harganya tidak bersahabat (baca: gw pelit). Di toko ini, lantai 3 dan 4nya dilarang dimasuki oleh perempuan. Melihat peringatan tersebut, gw pun penasaran dan naek ke lantai 3&4, dan tebak apa isinya? Mainan2 dewasa seperti penggetar, tali2 aneh, dsb. Wow! Setelah puas melihat pernak-pernik tersebut, gw pun cabut.

Selanjutnya, kita muter2 di daerah elektronik. Di sini, Setyo membeli flashdisk murah seharga 1000Y untuk 16GB. Yup, elektronik di sini emang murahnya gila2an. Bayangkan, flashdisk 2GB hanya 200Y atau 20rebu rupiah. Yang menyebalkan adalah, akibat flashdisk murah ini, di hari2 berikutnya, Setyo selalu membanding2kan harga barang/makanan apapun dengan flashdisk. Setiap kali ditanya: “Bos, itu berapa duid?”, doi selalu menjawab: “1x flashdisk gwlah” atau “2giga 2lah..” Menyebalkan, namun gw ga bisa marah karena gw sendiri melakukan hal yang sama, namun satuan gw bukan flashdisk, melainkan Gundam:D.

Dari sini, kami masuk ke beberapa toko model sebentar dan lalu lama singgah di toko Duty Free untuk Setyobeli oleh2. Sebenernya, di toko ini, gw menemukan kimono bagus. Tadinya, gw maw beli 2, buat mak sama pacar. Akan tetapi, lagi-lagi sayang harganya tidak bersahabat. Di sini, Setyo dan Alvi sibuk milih oleh2 buat kampung mereka sementara gw tertegun di depan kimono, sedak kemelut hati, maw beli atau kagaknya. Akhirnya, logika mengalahkan hati dan gw ga jadi beli kimono.

Setelah dari Duty Free, kita sempet mampir ke beberapa convinience store untuk alvi mencari cocobi. Sayangnya, misinya gagal. Yang ada, pas lagi nyari2 combi (istilah gaul Jepang untuk convinience store), gw ketemu toko Gundam. Spontan, gw langsung memisahkan diri dari rombongan (Errr, 3 orang tu itungannya rombongan ga ya?) dan masuk ke toko tersebut. Di sini dijual berbagai Gundam, muali dari FG sampe PG, mulai dari 1/144 ampe 1/60, mulai dari Gundam jebot (yang gw aj ga tau namanya) sampe Gundam Age (seri gundam terbaru). Yang lebih mengejutkan adalah harga Gundam di sini super murah. Jauh lebih murah dari Gundam di kaskus (yang harganya sebenernya ud jauh lebih murah dari KidzStation). Yup, dan klo dibandingkan dengan KidzStation di Indo, harga di sini bahkan ada yang kurang dari setengah harga di sana. Buat perbandingan aj, Gundam 1/144 yang HG di sini rata-rata 800Y alias 80-90rebu rupiah (dengan catatan Gundam tersebut Gundam standar dan ga banyak aneh2nya), sementara di KidzStation, harganya bisa sampe 200rebu. Alhasil, gw pun kalap dan langsung dengan cepat memborong 3 Gundam: 1 Gundam Unicorn yang MG, 1 Gundam Unicorn yang SD, dan VF-25 nya Macross. Gw pun jadi punya pikiran: apa gw jadi penyelundup Gundam aj yah?

Well, eniwei, setelah beli Gundam, gw pun berkumpul lagi dengan rombongan dan kami pun langsung pulang dengan kaki yang pegel dan hati yang senang, karena tujuan kami, kecuali Alvi, tercapai. Cuma Alvi yang belum nemuin tujuannya (cocobi). Sesampainya di dorm, gw pun menghabiskan 1jam membuka Gundam gw dan memandanginya, lalu gw pun langsung lupa klo gw harusnya sedih gara2 laptop gw jebol dan gw tidur dengan nyenyak (Hal ini bisa dilihat dari banyaknya iler yang gw produksi malam itu). Dan dengan ini, hari kedua gw di Jepang pun berakhir (Gile, panjang banget postingan ini:D).

Pos ini dipublikasikan di Cerita Petualangan Liar Saya. Tandai permalink.

4 Balasan ke Catatan Liburan(?) Jepang – Februari 2012 – Day 2

  1. AnugrahAndi berkata:

    OIii.. day 3 nya ditunggu gaan.. hehe

  2. aryary berkata:

    Haloo…..untuk toko gundamnya dmn ya?@

  3. Ping balik: Catatan Liburan(?) Jepang – Februari 2012 – Intro | stepenstependotcom

  4. Ping balik: Macross Pertama | stepenstependotcom

Tinggalkan Balasan ke AnugrahAndi Batalkan balasan